NUSAKAMBANGAN - Kegiatan peternakan sapi di Lapas Kelas IIA Permisan Nusakambangan telah menjadi wahana bagi narapidana untuk membuktikan potensi dan keterampilan mereka di bidang pertanian dan peternakan, Minggu (11/2).
Program ini tidak hanya memberikan narapidana kesempatan untuk terlibat secara langsung dalam kegiatan peternakan, tetapi juga menumbuhkan rasa tanggung jawab dan dedikasi terhadap pekerjaan mereka.
Melalui langkah-langkah konkret, narapidana Lapas Permisan menunjukkan bahwa pembinaan peternakan tidak hanya memberikan keterampilan praktis, tetapi juga mendorong pertumbuhan pribadi yang positif.
Sejak terlibat dalam kegiatan peternakan, narapidana Lapas Permisan telah berhasil merawat 6 ekor sapi dan mengelola lahan pertanian dengan penuh dedikasi.
Mereka tidak hanya belajar tentang teknis peternakan, tetapi juga mengembangkan keterampilan tim, kerjasama, dan tanggung jawab. Hasilnya, program ini telah menciptakan atmosfer kerjasama di antara narapidana, membangun kebersamaan dan kesolidan di dalam lembaga pemasyarakatan.
KaKPLP Lapas Permisan, Kasno menyampaikan partisipasi aktif narapidana dalam kegiatan peternakan di Lapas Permisan sungguh membanggakan. Mereka tidak hanya membuktikan pot ensi mereka dalam mengasah keterampilan praktis, tetapi juga menunjukkan kematangan dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas-tugas sehari-hari.
"Program ini bukan hanya berfungsi sebagai pembinaan keterampilan, tetapi juga sebagai alat untuk membentuk karakter positif. Dengan melihat prestasi mereka, saya optimis bahwa kegiatan peternakan ini akan menjadi langkah penting dalam proses agribisnis narapidana di Lapas Permisan, " Ungkapnya.
Program peternakan di Lapas Permisan bukan hanya tentang merawat hewan dan mengelola lahan, tetapi juga menciptakan kesempatan bagi narapidana untuk membangun kembali rasa percaya diri dan kemandirian. Melalui pembinaan ini, narapidana tidak hanya mendapatkan keterampilan baru, tetapi juga merasakan kepuasan dan kebanggaan dari kontribusi positif yang mereka berikan dalam program ini.
Baca juga:
Tony Rosyid: Demokrat, Berhentilah Meratap
|